Monday, June 21, 2021

DASAR DASAR METAFISIKA

 


Dasar-dasar

Topik bahasan metafisika

Tujuan utama kajian metafisika adalah pemahaman mengenai struktur dasar dan prinsip-prinsip realitas. Dengan pemahaman dan pandangan filsafat yang beragam, pemahaman metafisika dapat menjadi sesuatu yang khusus, yang umumnya mencakup pembahasan yang kaya.

Sebagai permisalan, metafisika klasik umumnya terdiri dari pertanyaan dasar seperti:

Mengapa keberadaan berada, dan bukan suatu ketiadaan?(Seperti) apa realitas atas hal-hal yang "ada"—apa keberadaan dari yang "berada"?

Sehingga, dari pembahasan tersebut, secara khusus metafisika klasik membahas topik seperti:

- Apa konsep fundamental dan prinsip-prinsip ontologi untuk menganalisis Ada dan ketiadaan; kehendak dan nirkehendak; realitas dan kemungkinan; kebebasan dan kebutuhan; jiwa dan badan; dan lainnya?

- Konsep apa yang menyusun setiap ide dalam pemahaman yang digunakan untuk mengkaji konsep metafisika yang diacu? Apa yang membuat hal tersebut berhubungan dengan ide yang diacu, apa yang membuatnya sahih dan valid? Misalnya:

Apa relasi antara "yang partikular" dan "yang universal" (seperti warna merah (universal) dari sekelompok mawar-mawar merah (partikular))?

- Apakah kemerdekaan eksistensi individual (partikular) benar-benar ada dalam komunitas publik (universal)?

- Apakah angka-angka (partikular) benar-benar ada dalam jaring-jaring realitas (universal)?

- Apakah argumen yang diacu normatif atau deskriptif, ungkapan nilai atau pernyataan atas keberadaan? Apa berelasi dengan pemahaman atau pemahaman religius tertentu? Apa yang membuatnya benar? Apa terdapat hal-hal yang bersifat moralitas (nilai, fakta)? Bagaimana argumen yang diacu berelasi dengan elemen-elemen realitas?

Baca juga artikel Falsafah kuno

Sistematika dan metodologi

Metafisika tradisional umumnya dibedakan menjadi metafisika umum dan metafisika khusus, dengan metafisika umum membahas ontologi dan metafisika khusus meliputi kajian metafisika dalam ranah spesifik seperti teologi, psikologi dan kosmologi.

- Metafisika umum mempertanyakan klasifikasi paling umum dan, karena hal tersebut, meafisika umum berarti kajian mengenai hal-hal fundamental. Metafisika umum berurusan dengan keberadaan, karakteristik, dan relasi di antara keduanya.

- Teologi rasional mempertanyakan causa prima, sebab pertama atas segala sesuatu. Misalnya keberadaan tuhan sebagai hal maha tinggi dan dasar dari realitas.

- Psikologi rasional atau antropologi metafisik berurusan dengan jiwa atau esensi (manusia) sebagai substansi.

- Kosmologi rasional berurusan dengan sifat keberadaan dunia.


Pemahaman metafisis dapat dipahami dengan metodologi yang berbeda:

- Adalah sebuah proses deduktif atau spekulatif. Konsep metafisika dapat berawal dari sebuah perandaian yang merepresentasi realitas secara holistik. Hal tersebut misalnya Tuhan, yang-Ada, Monad, der Weltgeist, atau konsep keberadaan spekulatif lainnya.

- Adalah sebuah proses induktif. Konsep metafisika didesain sebagai upaya untuk memahami gambaran besar dari pemahaman-pemahaman yang lebih praktis.

- Adalah, dapat juga, sebagai sebuah proses reduktif. Konsep metafisika dipahami hanya sebagai spekulasi hiperbolis atas pemahaman atau asumsi yang telah ada.

Beberapa konsep dalam metafisika


Eksistensi dan kesadaran

Eksistensi, sebagai salah satu sub-kajian ontologi, adalah suatu konsep yang aksiomatik—dasar pertama yang tak didasari oleh premis yang lebih sederhana/tak dapat direduksi menjadi premis yang lebih sederhana. Eksistensi tak dapat dilepaskan dari semua kajian pengetahuan dan tak dapat dikenai penolakan atasnya. Pembicaraan atas ketiadaan eksistensi, misalnya, adalah pembicaraan atas eksistensi itu sendiri. Premis eksistensi adalah ada (eksis) membuktikan bahwa konsep tersebut adalah aksioma yang menyatakan bahwa terdapat sesuatu/keberadaan, ketimbang ketiadaan.


Kesadaran, di lain hal, adalah kualitas dan kemampuan menerima dan mengidentifikasi keberadaan yang eksis—baik dirinya sendiri maupun di liar dirinya. Dalam sejarah kefilsafatan dan keilmuan secara umum, kesadaran telah didefinisikan, diasosiasikan, dan dipahami sebagai ke-berakal-an, kesadaran, qualia, subjektivitas, kontrol eksekutif pada budi, dan terma lainnya. Dalam Routledge Encyclopedia of Philosophy, kesadaran diabstraksi menjadi pengetahuan, introspeksi (dan segala pengetahuan yang diproduksi dari proses introspeksi itu sendiri, intensionalitas, dan pengalaman atas fenomena.


Formulasi proposisi cartesian cogito ergo sum misalnya, membuktikan bahwa kesadaran adalah hal yang aksiomatik. Hal tersebut karena tidak seorangpun dapat menolak keberadaan pikirannya sendiri, dan di saat yang sama penolakan tersebut menggunakan kesadaran untuk menolak keberadaan pikirannya sendiri. Akan tetapi, Descartes tak mampu untuk menjelaskan dengan jelas mengenai apa itu kesadaran itu sendiri. Beberapa pemikir selanjutnya mendefinisikan konsepsi kesadaran sebagai perseptor atas hal yang ada, sehingga kesadaran memerlukan hal di luar dirinya untuk berfungsi. Sehingga, kesadaran diderivasi oleh/bergantung terhadap eksistensi.


Identitas

Konsep identitas adalah relasi tiap-tiap hal yang merujuk pada dirinya sendiri. Dalam artian lain, identitas adalah suatu hal yang membuat sebuah entitas dapat dikenali dan diuraikan dengan set kualitas atau karakteristik yang membedakan dirinya dengan entitas lainnya. Sehingga, menilik prinsip ketidakberbedaan ontologis Leibniz: jika x identik dengan y, maka segala kualitas yang dimiliki x juga dimiliki y.


Hukum identitas pertama Aristotelian menyatakan bahwa untuk mengada, sebuah eksisten mesti memiliki identitas unik. Sebuah eksisten tidak dapat disebut sebagai sebuah keberadaan tanpa mengada sebagai sesuatu. Konsep identitas penting karena menjelaskan bahwa realitas memiliki sifat yang berbatas, sehingga dimungkinkan untuk diketahui.


Dalam metafisika tenya terkait dengan teori metafisika baik itu teori bentuk atau teori pikiran. Sebab untuk praktek terkait metafisika, tentunya kita butuh teori untuk pemahaman dasarnya. Apa itu Teori Bentuk dan Teori Pikiran, silahkan klik link berikut Teori Bentuk dan Teori Pikiran.


Tidak mudah untuk mengatakan apa itu metafisika. Filsuf kuno dan Abad Pertengahan mungkin mengatakan bahwa metafisika itu, seperti kimia atau astrologi, yang didefinisikan oleh pokok bahasannya: metafisika adalah "sains" yang mempelajari "menjadi seperti itu" atau "penyebab pertama dari sesuatu" atau "hal-hal yang dilakukan tidak berubah". Tidak mungkin lagi mendefinisikan metafisika seperti itu, karena dua alasan.

Pertama, seorang filsuf yang menolak adanya hal-hal yang dulu dilihat sebagai masalah subjek metafisika - penyebab pertama atau hal yang tidak berubah - sekarang akan dianggap membuat pernyataan metafisik.

Kedua, ada banyak masalah filosofis yang sekarang dianggap sebagai masalah metafisik (atau setidaknya sebagian masalah metafisik) yang sama sekali tidak terkait dengan penyebab pertama atau hal yang tidak berubah - masalah kehendak bebas, misalnya, atau masalah mental dan fisik.

Ketiga, pembahasan ini memeriksa berbagai pilihan masalah yang dianggap metafisik dan membahas cara-cara di mana lingkup metafisika berkembang dari waktu ke waktu. Kita akan melihat bahwa masalah utama metafisika secara signifikan lebih bersatu di era Kuno dan Abad Pertengahan. Yang menimbulkan pertanyaan-adakah ciri umum yang menyatukan masalah metafisika kontemporer?

Dua bagian terakhir membahas beberapa teori mutakhir tentang sifat dan metodologi metafisika. Kami juga akan mempertimbangkan argumen bahwa metafisika, bagaimanapun didefinisikan, adalah pembahasan yang tidak mungkin. Namun kita bisa mengetahui dasar-dasar terkait tentang metafisika, sebagai berikut:

1. Kata 'Metafisika' dan Konsep Metafisika

2. Masalah Metafisika: Metafisika "Lama"

    2.1 Menjadi Seperti, Penyebab Pertama, Hal yang Tidak Berubah

    2.2 Kategori Menjadi dan Universal

    2.3 Zat

3. Masalah Metafisika: Metafisika "Baru"

    3.1 Modalitas

    3.2 Ruang dan Waktu

    3.3 Kegigihan dan Konstitusi

    3.4 Penyebab, Kebebasan dan Determinisme

    3.5 Mental dan Fisik

4. Metodologi Metafisika

5. Apakah Metafisika Mungkin?

Silahkan Baca artikel selanjutnya


METAFISIKA

  Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atas hakikat fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang men...